CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 03 Desember 2011

Semua Tentang Kita


Aktivitas minggu pagi kali ini sedikit berbeda. Tak ada ibu yang menyertaiku berbelanja ke pasar.  Biasanya perjalanan berjalan kaki menuju pasar itu menjadi saat-saat paling asyik buat sekedar ngobrol hal-hal ringan hingga curhat-curhat serius mengenai aku dan kehidupanku. Hmm…boleh dikatakan momen seperti ini adalah waktu yang amat kurindukan di tiap pekannya. Bukan saja karena sabtu-minggu itu hari liburku setelah penat bekerja, tapi juga waktu yang sangat nyaman untuk berbicara dari hati ke hati. 


Seperti yang kukatakan sebelumnya, sabtu-minggu kali ini memang berbeda. Aku menyusuri jalan-jalan setapak menuju pasar ini, sendiri. Ya..hanya sendiri. Tak ada teman ngobrol, tak ada tangan yang bisa digandeng bahkan tak ada teguran kala aku begitu lambat berjalan.

Sering kusampaikan pada ibu, kalau kebersamaan seperti ini akan sangat kurindukan ketika suatu saat nanti aku tak bersamanya lagi. Ibu hanya tercenung, tak berkata-kata. Kulihat bulir-bulir airmatanya hendak turun. Kuperhatikan kerutan di wajah tuanya tak bisa menyembunyikan perasaan yang sama denganku. Aku memang hanya bisa mengungkapkan isi hatiku lewat kata-kata ”bersayap” yang biasanya akan “kuobral” ketika aku bersamanya. Di luar itu, jarang sekali aku ngobrol dengan ibu. 

Ibu pun pernah satu kali memintaku untuk tak usah memikirkan dirinya terlalu jauh. “Pikirkan kebahagiaanmu, nak”, ucapnya satu hari. Kubalas permintaannya hanya dengan senyuman getir. Sungguh, aku belum sanggup membahagiakanmu duhai wanita yang telah mempertaruhkan nyawanya demi melahirkanku. Mengorbankan waktu istirahatnya demi me-nina-bobo-kan aku yang tak bisa tidur (sewaktu kecil). Wanita yang tak pernah lupa menyelipkan doa-doa untukku di setiap sujudnya.

Hingga, tepat di hari ini ingin kukabarkan padanya berita bahagia. Namun, ibu tak di sampingku kini. Ia masih harus menjalani terapi kesehatannya. Inginku dengar tanggapannya tentang berita ini. Inginku meminta restunya. Inginku dengar harapan-harapannya kelak tentangku. Ah…sehari saja tak bersamanya membuatku rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar