CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 24 November 2011

Gantung

Tangisnya meledak. Tak kuasa ia menahan perih yang sedari tadi ia kubur dalam hatinya. Tapi, air matanya seolah tumpah, bersama derasnya hujan kini di luar sana. Rani, namanya. Ia teman baikku. Teman yang meski baru kukenal 6 bulan belakangan, namun sudah menjadi tempatku berbagi suka dan duka.

Kali ini ia hanya bisa menunduk, tertegun melihat lembaran-lembaran kertas putih yang telah dipenuhi t...ulisan lelaki itu. Sekelilingnya hanya kosong, seisi dunia seolah runtuh, tak ada lagi harap, tak ada lagi cita. Kini, hanya ketakutan dan rasa cemas yang mengalun di tiap langkahnya.

Ini kali pertama Rani menginjakkan kaki di tempat ini, meski sebenarnya tempat ini sudah tak asing lagi baginya. Atmosfer kesakitan dan putus asa seolah menghunus di tiap jengkalnya. Wajah-wajah lelah, pahit dan lemah seolah menjadi pemandangan biasa. Namun, seolah tak lagi peduli, tak dihiraukannya lagi ketika seorang wanita setengah baya memangil namanya. “Saudara Rani, silakan masuk”. Hingga kali ketiga wanita itu memanggil, Rani tak jua sadar dari lamunannya. Baginya, memasuki ruangan itu tandanya ia telah mampu mengahadapi kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi di kehidupannya kelak.

*stuck plus bingung mau diapain lagi ini cerita :)

Bandung, 24-11-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar