CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 23 November 2011

Harapku Untukmu Bapak

Kudengarkan ocehan bapak malam ini sambil sesekali melayangkan pandangan ke tiap penjuru ruangan. Ah, rasanya malam ini waktu begitu lambat berjalan. Masih kudengar “tausiyah-tausiyah” yang beliau katakan. Hmm….jujur, sedari tadi pendengaranku sudah mulai tak peka dengan isi pembicaraan beliau. Kalau saja aku tak ingat beliau tengah ‘menceramahiku’ mungkin aku sudah beringsut pergi. 
Sejam berlalu, masih saja tema yang sama yang aku dengar. “Kapan kamu mau berpikir untuk masa depanmu?”. Aku tak menjawab, hanya menunduk sambil sesekali menyeka bulir-bulir keringat di pelipisku. “Kapan kamu mau mencari calon pendamping hidupmu?”. Hmm…lagi-lagi itu ujung pangkal pembicaraan kami malam ini. Bosan, sudah pasti. “Teman-teman sebayamu sudah punya “buntut”, bahkan ada yang tengah menunggu kelahiran buntut yang ketiga”. “Nah, kamu, satu aja belum”.

Jujur, ini bukan kali pertama aku diberondong pertanyaan serupa. Dan bukan saja bapak yang begitu bernafsu memprovokasiku untuk mulai menanggapi laki-laki, tapi orang lain yang tak berkepentingan pun tak pernah bosan bertanya. ‘Kapan atuh bawa calonnya kesini?”, “sama orang mana sekarang?”.

Ah, sungguh mereka semua tak pernah tahu betapa aku begitu sulit untuk menjawab lontaran-lontaran mereka. Bukan tidak mau, bukan tidak ingin, hanya saja aku harus menjawab apa?. Sungguh, mereka semua tak akan pernah mengerti bahwa tiap kali pertanyaan-pertanyaan itu mereka lontarkan, aku pun tengah berperang melawan rasa “inginku”. Tengah memupuk husnudzon-ku padaNya.

Lalu, dalam lamunku bapak hanya berkata, “Gantungkan harapmu padaNya, Nak”.

Ah, andai saja……

Bandung, 23-11-2011

*bergumul dengan jari jemari di depan layar laptop

Tidak ada komentar:

Posting Komentar